Mari kita terapkan itu pada apartemen seluas 20 meter persegi di distrik, yang pemiliknya saat iniuntuk apartemen itu. Lima tahun yang lalu, seorang pembeli Tiongkok perlu mengumpulkan sekitar 1,5 juta yuan (230.000 dolar AS) untuk membelinya. Hari ini, mereka hanya membutuhkan sekitar 1,1 juta yuan. Jika yen melanjutkan kenaikannya baru-baru ini, apakah Cina akan menemukan apartemen seperti ini kurang menarik? Meningkatnya yen dapat menyebabkan Cina memajukan investasi Jepang mereka pada waktunya untuk memaksimalkan daya beli mereka atau permintaan Cina bisa bergeser ke negara-negara dengan nilai tukar yang lebih menguntungkan, seperti Australia, Selandia Baru atau Thailand. Hasil dan nilai Jepang adalah faktor penarik, tetapi ada faktor pendorong di Tiongkok yang juga bekerja. Satu laporan baru-baru ini mencatat bahwa harga rumah rata-rata di Beijing, Shanghai dan Shenzhen telah meningkat hingga 44,4 kali lipat pendapatan tahunan rata-rata di kota-kota tersebut. Itu membuat tempat-tempat seperti Tokyo dan Osaka bahkan lebih menarik.
Data kami menunjukkan bahwa pembeli akan menginvestasikan $ 220 miliar per tahun ke pasar real estat global pada tahun 2020. Properti Jepang terlihat seperti investasi yang baik. Hasil sewa apartemen di Tiongkok hanya sekitar 2,6%, dan tidak jauh lebih baik di Hong Kong atau Singapura, tujuan tradisional untuk investasi lepas pantai Tiongkok. Sebaliknya, hasil di Jepang dapat mencapai hampir 5%. Properti Jepang juga dapat terasa seperti tawar-menawar untuk pembeli Cina, dikondisikan karena mereka dari tahun harga tinggi dan ruang kecil di kota-kota terbesar Cina. Pertimbangkan Blessing property 34 bahwa di Shanghai atau Beijing, $ 1 juta hanya akan membeli ruang hunian utama hingga 53 meter persegi. Di Tokyo, menurut agen real estate Knight Frank, $ 1 juta akan membeli setidaknya 40% lebih banyak ruang, atau sekitar 76 meter persegi. Mata uang Cina yang kuat juga membuat para pembawanya merasa kaya. Sementara yuan turun sedikit dari titik tertinggi Juni lalu, pembeli Tiongkok masih memiliki sekitar 30% lebih banyak daya beli di Jepang daripada yang mereka lakukan lima tahun lalu. Sementara beberapa pengamat khawatir tentang dampak yang mungkin dari kontrol yang diperketat pada arus keluar mata uang asing.
Perusahaan-perusahaan untuk bertanggung jawab atas bagian yang lebih besar dari merger dan akuisisi global pada kuartal pertama 2016 daripada sebelumnya dalam sejarah. Juga tidak mencegah arus keluar modal bersih $ 478 miliar tahun lalu. Dalam bisnis properti, dampak kontrol modal terbatas pada memperlambat kecepatan pembeli Cina dapat mengakses uang yang mereka butuhkan untuk membeli properti di luar negeri. Mereka dulu bisa menandatangani dan menyelesaikan segera dan itu merupakan keuntungan dibandingkan pembeli lokal yang membutuhkan persetujuan bank. Para pembeli Tiongkok ini terkadang sekarang kehilangan peluang, tetapi kami belum melihat adanya penurunan dalam keinginan untuk berinvestasi. Faktanya, konsumen Blessing property 43 membuat 191% lebih banyak pertanyaan tentang properti Jepang Juwai.com pada 2015 dibandingkan dengan 2014. Kisah yang sangat menarik tentang kontrol modal belum diceritakan. Ini adalah kisah tentang apa yang akan terjadi ketika bertindak berdasarkan janjinya untuk membongkar sebagian besar rezim kontrol modalnya.
Gelombang investasi internasional yang dihasilkan, menurut perkiraan Bank of England, dapat melihat kepemilikan China atas aset luar negeri melonjak enam kali lipat. Pendidikan juga memainkan peran dalam pembelian properti Jepang oleh orang Cina, meskipun tidak sebanyak di AS atau Inggris. Orang-orang seperti orang tua dari seorang mahasiswa Shanghai yang sedang belajar sains dan teknik di universitas membeli apartemen tempat putra mereka tinggal sebagai investasi. Ketika dia pindah ke AS untuk sekolah pascasarjana, keluarga akan menyewakan unit. Pengguna www.blessingproperty.com Juwai.com lainnya baru-baru ini mengatakan bahwa keluarganya telah membeli sebuah apartemen di Tokyo untuk putra mereka yang berusia universitas. Mereka sekarang mencari rumah keluarga yang dapat ditinggali oleh orang tua dan kerabat lainnya ketika berkunjung. Keduanya akan berfungsi sebagai investasi jangka panjang. Dari setiap 100 siswa pendidikan tinggi internasional 56 adalah Cina, dan Jepang menampung hampir 100.000 siswa internasional secara total.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar